I.
PERKEMBANGAN
FISIK
A. Berbagai Aspek
Perkembangan Fisik
a.
Pertumbuhan
Pertumbuhan
dimasa kanak-kanak pertengahan dianggap melambat. Walaupun perubahan dari hari ke hari tidak
begitu nyata, akan tetapi mereka terus tumbuh mencapai perbedaan yang
mengejutkan antar usia 6 tahun, yang masih merupakan anak kecil, dan 11 tahun,
yang banyak diantara mereka pada saat ini yang berubah menjadi dewasa.
Anak
usia sekolah pada saat ini tumbuh sekitar 1-3 inci setiap tahun dan bertambah
3-5 pon atau lebih melipatgandakan berat rata-rata tubuh mereka. Anak perempuan
mempertahankan lapisan lemak yang banyak dibandingkan anak laki-laki,
kareakteristik yang terus berlanjut sampai usia dewasa. Anak-anak sangat
beragam , begitu beragamnya sampai anak usia 7 tahun dengan tinggi rata-rata
seusianya dan tidak tumbuh sama sekali selama dua tahun masuk dalam batasan
normal tinggi rata-rata usia 9 tahun.
Walaupun
sebagian besar anak tumbuh normal, tetapi ada pula yang tidak. Salah satu tipe
gangguan pertumbuhan muncul dari kegagalan tubuh untuk memproduksi hormon
pertumbuhan yang cukup, atau bahkan
terkadang semua hormon pertumbuhan. Pemberian hormon pertumbuhan
sintesis pada kasus tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan tinggi yang cepat,
terutama dalam dua tahun pertama. Akan tetapi hormone pertumbuhan sintesis juga
digunakan terhadap anak yang jauh lebih pendek dibandingkan anak seusianya
dengan tubuh yang memproduksi jumlah hormon normal.
b.
Nutrisi
Untuk
mendukung kemantapan pertumbuhan dan pengerahan tenaga yang konstan, seorang
anak membutuhkan rata-rata 2400 kalori tiap hari - lebih banyak bagi anak yang
lebih tua dan lebih sedikit bagi anak-anak yang masih muda.
Para
pakar nutrisi merekomendasikan berbagai makanan termasuk banyak sayur, buah dan
biji-bijian yang mengandung gizi alami yang tinggi, dan level tinggi
karbohidrat kompleks yang terdapat dalam kentang, pasta, roti dan sereal. Untuk
menghindari kegemukan dan masalah jantung, seorang anak seharusnya mendapatkan
30 persen total kalorinya dari lemak, dan kurang dari 10 persen dari lemak jenuh.
Daging tidak berlemak dan makanan yang mengandung susu harus terus
dipertahankan dalam daftar makanan untuk menyediakan protein, besi dan kalsium.
Malnutrisi Hampir setengah 46%
anak di Asia Utara, 30% di sub-Sahara Afrika, 8% di Amerika Latin dan Karibia,
dan 27% di seluruh dunia dipercaya menderita malnutrisi (UNICEF, 2002). Di AS
pada 1988, satu dari lima orang anak tidak mendapatkan makanan yang cukup. .
Karena anak dengan asupan yang buruk biasanya hidup dalam kemiskinan
danmengalami jenis kemiskinan lingkungan lainnya, efek khusus dari malnutrisi
sulit diisolasi. Akan tetapi, semua kemiskinan ini bukan saja mempengaruhi
pertumbuhan dan kesejahteraan fisik tetapi juga perkembangan kognitif dan
psikososial.
Kegemukan dan citra tubuh. Kegemukan
sering kali bersumber dari kecenderungan turunan, diperparah dengan terlalu
sedikit bergerak dan terlalu banyak makan, makanan yang salah. Di antara gen
yang tampak terkait dengan kegemukan adalah mengaturproduksi protein otak yang
disebut leptin, yang tampak membantu mengatur lemak tubuh. Lingkungan juga
memiliki pengaruh, karena anak cenderung makan jenis-jenis makanan yang sama
dan mengembangkan kebiasaan yang sama dengan orang yang ada di sekelilingnya. Ketidakaktifan
mungkin merupakan faktor utama melesatnya kegemukan
Kelebihan
berat badan dapat menjadi masalah serius. Obesitas meningkatkan resiko anak
mengalami masalah medis dan psikologis. Anak yang kelebihan berat badan dapat
mengalami sakit pinggang, asma. Sebuah studi baru-baru ini juga menemukan bahwa
anak yang mengalami obesitas dan kelebihan berat badan normal untuk menjadi
korban dan pelaku bullyying. Anak
yang menderita kegemukan seringkali menderita ejekan dari teman sebayanya, dan
mungkin mengompensasikannya dengan menurutkan kata hati mereka dengan memakan
yang enak-enak, membuat masalah fisik dan sosial mereka menjadi bertambah
parah, beresiko terkena tekanan darah tinggi, sakit jantung dan diabetes.
Orangtua
harus menemukan cara yang konstruktif dan tidak menyalahkan untuk membantu
menurunkan berat badan, dengan mendorong aktivitas fisik dan memberikan
berbagai variasi makanan bergizi tinggi, berlemak rendah. Keyakinan akan rupa
dirinya menjadi semakin penting menjelang
akhir masa kanak-kanak pertengahan, terutama bagi perempuan, dan mungkin
berkembang menjadi gangguan makan yang menjadi semakin umum terdapat pada masa
remaja.
c.
Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik (motorik)
merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan
yang dilakukan anak merupakan hasil pola yang kompleks dari berbagai
bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Keterampilan
motorik anak-anak tengah menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi
dibandingkan dengan ketika masih di masa kanak-kanak awal. Dalam keterampilan
motorik kasar yang yang melibatkan aktivitas otot besar, anak laki-laki
biasanya mengungguli anak perempuan
Bermain rough and tumble. Sekitar
10 persen permainan anak usia sekolah pada waktu istirahat adalah permainan
rough and tumble, permainan bersemangat dengan berguling, menendang,
begumul, bergulat dan terkadang kejar-kejaran sering kali diiringi dengan
jeritan dan tawa. Permainan jenis ini memuncak pada masa kanak-kanak
pertengahan, proposrsinya berkurang sampai 5 persen pada usia 11 tahun,
kira-kira sama dengan kanak-kanak awal
Para antropolog
berpendapat permainan rough and tumble berevolusi
untuk memberikan keterampilan yang dapat digunakaan dalam berkelahi dan
berburu. Saat ini pemainan tersebut memiliki fungsi seperti membantu anak untuk
merebut dominasi dalam kelompok sebaya dengan mengukur kekuatannya sendiri dan
kekuatan anak lain. Anak laki-laki terlibat lebih banyak dalam permainan ini
dibandingkan anak perempuan yang disebabkan pada perbedaan hormonal dan
sosialisasi.
Kesehatan fisik. Latihan
fisik dan kekurangan latihan, berefek kepada fisik dan mental. Latihan tersebut
meningkatkan kekuatan dan daya tahan, membantu membangun tulang dan otot yang
sehat, membantu tulang dan otot yang sehat, membantu mengontrol berat,
mengurangi kecemasan dan stress, dan meningkatkan kepercayaan diri. Gaya hidup
duduk terus menerus yang terus berlanjut sempai usia dewasa bisa jadi pemicu
kegemukan, yang meningkatkan resiko diabetes, jantung, dan kanker.
B. Kesehatan
dan keselamatan
Perkembangan
vaksinasi untuk penyakit utama masa kanak-kanak telah membuat masa kanak-kanak
pertengahan sebagai periode yang cukup aman, terutama di Negara-negara
berkembang. Seiring dengan meningkatnya pengalaman anak terhadap penyakit,
pemahaman mereka terhadap penyebab sakit dan kesehatan juga meningkat, demikian
pula dengan cara orang melindungi kesehatan mereka.
Dari perspektif piaget, pemahaman anak
terhadap penyakit dan kesehatan berkaitan erat dengan perkembangan kognitif.
Ketika perkembangan tersebut mencapai tingkat kematangan, penjelasan mereka
tentang penyakit akan berbeda. Sebelum masa kanak-kanak pertengahan, anak-anak
egosentris; mereka cenderung untuk percaya bahwa penyakit secara ajaib
dihasilkan oleh tindakan manusia, sering kali tindakan mereka sendiri (“saya
anak nakal, karena itu sekarang saya sakit”). Ketika anak-anak mendekati masa
remaja, mereka melihat ada berbagai sebab penyakit, kontak dengan kuman tidak
harus menjadi sakit, dan orang-orang dapat melakukan banyak hal untuk menjaga
diri mereka tetap sehat.
a.
Masalah Medis
· Kondisi
medis akut merupakan dustu kondisi yang bersifat sporadic dan berjagka pendek,
seperti infeksi, alergi, dan kutil yang merupakan hal yang umum. Enam atau
tujuh kali menderita sakit demam, flu, stsu virus merupakan hal yang biasa pada
usia ini karena kuman yang beterbangan di antara anak-anak disekolah dan pada
saat bermain. Penyakit pernafasan atas, sakit tengggorokan, dan infeksi telinga
berkurang sejalan dengan meningkatnya usia; akan tetapi jerawat, sakit kepala,
dan gangguan emotional transitoris menigkat seiiring dengan mendekatnya masa
pubertas.
· Kondisi
medis kronis adalah penyakit atau kerusakan yang berlangsung selama paling
kurang tiga bulan. Anak dibawah usia 18 tahun memiliki kondisi medis kronis
pada kondisi fisik, perkembangan, perilaku, dan/atau emosional yang memerlukan
perawatan kesehatan khusus. Anak dengan kebutuhan kesehatan khusus cenderung
sangat tabah. Sebagian besar tidak menunjukkan masalah kesehatan mental,
prilaku,dan sekolah. Walaupun demikian, beberapa kondisi tertentu seperti
masalah penglihatan dan pendengaran, asma, dan AIDS dapat berdampak besar dalam
kehidupan sehari-hari.
Ø Masalah
penglihatan dan pendengaran
Pada usia 6 tahun,
penglihatan biasanya menjadi lebih tajam; dank arena kedua mata berkoordinasi dengan
baik; mereka dapat berfokus dengan baik. Hal ini menjadi penting sejak
kehilangan pendengaran ringan saja dapat memengaruhi komunikasi, prilaku dan
hubungan social.
Ø Asma
Asma merupakan penyakit
pernapasan kro is yang ditandai dengan awrangan tiba-tiba batuk, napas
berbunyi, dan kesulitan dalam bernapas.penyebab dari ledakan asma masih belum
diketahui, akan tetapi beberapa pakar menunjuk kepada semakin rapatnya rumah
yang memiliki sirkulasi udara yang lebih sedikit serta keterbukaan yang lebih
dini terhadap racun dan alergi lingkungan. Anak, khususnya laki-laki, miskin
dan dari kelompok minoritas, paling beresiko mendapatkannya. Hal tersebut
mungkin dikarenakan tidak adanya keleluasaan dalam akses kepada layanan
kesehatan, sebagaimana yang didapat oleh anak berorangtua tunggal.
Ø HIV
dan AIDS
Anak yang terinfesi human immunodeficiency virus (HIV)
memiliki resiko terkena AIDS. Mereka yang bersimpton AIDS dapat terkena
disfungsi system saraf pusat yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk
belajar, akan tetapi terapi antiretroviral dapat meningkatkan fungsi tersebut.
Kombinasi terapi termasuk protease
inhibitor te;ah berhasil mengurangi kematian di kalangan anak dan remaja
yang terinfeksi HIV.
b.
Luka akibat kecelakaan
Kecelakaan sering meningkat pada usia
antara 5 dan 14 tahun, seiring dengan semakin terlibatnya anak dalam aktivitas
fisik dan berkurangnya pengawasan. Sabagaimana dalam masa kanak-kanak awal,
luka akibat kecelakaan merupakan factor utama kematian.
II.
PERKEMBANGAN
KOGNITIF
A.
Piaget : Anak Operasional Konkret
Mengacu
pada Piaget, pada usia 7 tahun seorang anak memasuki tahap operasional konkret ketika mereka dapat menggunakan operasi mental seperti penalaran untuk memecahkan masalah konkret. Anak dapat
berfikir lebih logis karena pada saat ini mereka dapat mengambil aspek dari
situasi tersebut kedalam pertimbangan. Walaupun demikin mereka masi dibatasi
untuk berfikir tentang situasi yang sebenarnya
pada saat itu.
a. KEMAJUAN
KOGNITIF
Anak
yang berada pada tahap operasional dapat melakukan banyak tugas dalam level
tinggi dari pada yang dapat mereka lakukan pada tahap praoperasional. Mereka
memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsep spasial, kausalitas,
kategorisasi, penalaran konduktif atau induktif dan konservasi.
·
Ruang dan kausalitas
Anak
yang berada pada tahap operasi konkrit dapat memahami hubungan spasial dengan
lebih baik, mereka memiliki ide yang lebih jernih tentang seberapa jauh satu
tempat ketempat yang lain dan berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Pengalaman juga ikut berpengaruh pada perkembangan ini. Penilaian sebab
akibat juga mengalami peningkatan pada masa kanak-kanak pertengahan. Ketika
anak usia 5 tahun diminta untuk memprediksikan bagaimana kinerja pengungkit dan
penyeimbang terhadap sejumlah barang dengan berbagai berat yang ditempatkan
pada jarak yang berbeda dari pusat.
·
Kategoris
Kemampuan
mengkategorisasikan membantu anak untuk berfikir secara logis. Kategorisasi
mencakup kemampuan rumit seperti pengurutan, transitive inference dan class
inclusion. Anak menunjukkan pemahaman mereka tentang pengurutan (seration)
ketika mereka dapat mengukur objek dalam rangkaian yang sesuai dengan satu atau
beberapa dimensi seperti berat atau warna.
Transitive
inference adalah kemapuan untuk mengenali hubungan antar dua ojek dengan
mengetahui hubungan antara masing-masing objek tersebut dan objek ketiga.
Contohnya adalah ketika seorang anak diperlihatkan tongkat yang berwarna merah,
putih dan hitam, tongkat merah lebih panjang daripada tongkat putih dan tongkat
putih lebih panjang dari pada tongkat hitam, maka tanpa membandingkan secara
fisik anak tersebut mengetauin bahwa tongkat merah lebih panjang daripada
tongkat hitam.
Class
inclusion adalah kemampuan melihat hubungan antara sebuah kesatuan dan
bagian-bagiannya. Contohnya ketika seorang anak yang praoprasional
diperlihatkan sepuluh ikan bunga, 3 diantaranya buka anyelir dan 7 diantaranya
bunga mawar. Kemudian ditanyai bunga manakah yang lebih banyak, maka anak
tersebut menjawab bunga mawar anak tersebut membandingkan bunga anyelir dan
mawar bukan dengan seluruh bunga yang terikat.
Penalaran induktif dan
deduktifMenurut Piaget seorang anak yang berada pada level operasi konkret
menggunakan penalaran indukrif mulai dengan observasi terhadap beberapa anggota
kelas manusia, binatang dan objek atau peristiwa kemudian menarik kesimpulan
tentang kelas tersebut. Penalaran deduktif menutur Piaget muncul pada usia
remaja dimulai dengan pernyataan umum tentang sebuah kelas dan
mengaplikasikannya terhadap seluruh anggota kelas.
Konservasi, dalam memecahkan
berbagai masalah konservasi anak-anak yang berada dalam tahap operasi konkret
dapat mencari jawaban dalam kepala mereka (mereka tidak perlu mengukur atau
menimbang objek tersebut.
a. PENALARAN
MORAL
Piaget berpendapat bahwa penalaran
moral berkembang dalam tiga tahap. Anak bergerak secara gradual dari saru tahap
ketahap lainnya, pada level usia yang beragam.Tahap pertama (kira-kira usia 2-7
merujuk pada tahap operasi konkret), ding otoritas dan ttdasarkan kepada
kepatuhan terhadap otorites. Anak kecil berfikir secara kaku tentang konsep
moral. Karena mereka egosentris mereka tidak dapat membayangkan lebih dari satu
cara untuk melihat isu moral. Mereka percaya bahwa aturan berasal dari orang
dewasa yang memeng otoritas dan tidak bias dicegah atau diubah.
Tahap kedua usia (7atau 8 atau 10 atau 11 tahun
berkaitan dengan tahap operasi konkret) ditandai dengan meningkatnya fleksibilitas
dan beberapa tingkat otonomi tergantung kepada rasa hormat dan kerja sama
matual. Ketika anak berinteraksi dengan banyak orang dan bersentuhan dengan
berbagai sudut pandang, mereka mulai membuat ide bahwa hanya ada standar
tunggal dan absolut dari benar atau salah dan mulai mengembangkan perasaan akan
keadilan yang didasarkan kepada keadilan atau perlakuan yang sama untuk semua.
Karena mereka dapat mempertimbangkan lebih dari satu aspek dari sebuah situasi,
mereka dapat membuat penilaian moral yang lebih subtil lagi.
Sekitar usia 11 dan 12,
ketika anak mampu melakuka penalaran formal, tahap ketiga penalaran moral
muncul. Ketika seorang anak ayang berada pada thap ini akan menyatakan bahwa
anak usia 2 tahun yang menumpahkan tinta harus diperlakukan dengan tuntutan
standar moral yang lebih longgar dibandingkan anak 10 tahun yang melakukan hal
yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar