Rabu, 25 Juni 2014

PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF PADA MIDDLE CHILDHOOD


I.    PERKEMBANGAN FISIK
A.    Berbagai Aspek Perkembangan Fisik
a.      Pertumbuhan
Pertumbuhan dimasa kanak-kanak pertengahan dianggap melambat.  Walaupun perubahan dari hari ke hari tidak begitu nyata, akan tetapi mereka terus tumbuh mencapai perbedaan yang mengejutkan antar usia 6 tahun, yang masih merupakan anak kecil, dan 11 tahun, yang banyak diantara mereka pada saat ini yang berubah menjadi dewasa.
Anak usia sekolah pada saat ini tumbuh sekitar 1-3 inci setiap tahun dan bertambah 3-5 pon atau lebih melipatgandakan berat rata-rata tubuh mereka. Anak perempuan mempertahankan lapisan lemak yang banyak dibandingkan anak laki-laki, kareakteristik yang terus berlanjut sampai usia dewasa. Anak-anak sangat beragam , begitu beragamnya sampai anak usia 7 tahun dengan tinggi rata-rata seusianya dan tidak tumbuh sama sekali selama dua tahun masuk dalam batasan normal tinggi rata-rata usia 9 tahun.
Walaupun sebagian besar anak tumbuh normal, tetapi ada pula yang tidak. Salah satu tipe gangguan pertumbuhan muncul dari kegagalan tubuh untuk memproduksi hormon pertumbuhan yang cukup, atau bahkan  terkadang semua hormon pertumbuhan. Pemberian hormon pertumbuhan sintesis pada kasus tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan tinggi yang cepat, terutama dalam dua tahun pertama. Akan tetapi hormone pertumbuhan sintesis juga digunakan terhadap anak yang jauh lebih pendek dibandingkan anak seusianya dengan tubuh yang memproduksi jumlah hormon normal.
b. Nutrisi
Untuk mendukung kemantapan pertumbuhan dan pengerahan tenaga yang konstan, seorang anak membutuhkan rata-rata 2400 kalori tiap hari - lebih banyak bagi anak yang lebih tua dan lebih sedikit bagi anak-anak yang masih muda.
Para pakar nutrisi merekomendasikan berbagai makanan termasuk banyak sayur, buah dan biji-bijian yang mengandung gizi alami yang tinggi, dan level tinggi karbohidrat kompleks yang terdapat dalam kentang, pasta, roti dan sereal. Untuk menghindari kegemukan dan masalah jantung, seorang anak seharusnya mendapatkan 30 persen total kalorinya dari lemak, dan kurang dari 10 persen dari lemak jenuh. Daging tidak berlemak dan makanan yang mengandung susu harus terus dipertahankan dalam daftar makanan untuk menyediakan protein, besi dan kalsium.
Malnutrisi Hampir setengah 46% anak di Asia Utara, 30% di sub-Sahara Afrika, 8% di Amerika Latin dan Karibia, dan 27% di seluruh dunia dipercaya menderita malnutrisi (UNICEF, 2002). Di AS pada 1988, satu dari lima orang anak tidak mendapatkan makanan yang cukup. . Karena anak dengan asupan yang buruk biasanya hidup dalam kemiskinan danmengalami jenis kemiskinan lingkungan lainnya, efek khusus dari malnutrisi sulit diisolasi. Akan tetapi, semua kemiskinan ini bukan saja mempengaruhi pertumbuhan dan kesejahteraan fisik tetapi juga perkembangan kognitif dan psikososial.
Kegemukan dan citra tubuh. Kegemukan sering kali bersumber dari kecenderungan turunan, diperparah dengan terlalu sedikit bergerak dan terlalu banyak makan, makanan yang salah. Di antara gen yang tampak terkait dengan kegemukan adalah mengaturproduksi protein otak yang disebut leptin, yang tampak membantu mengatur lemak tubuh. Lingkungan juga memiliki pengaruh, karena anak cenderung makan jenis-jenis makanan yang sama dan mengembangkan kebiasaan yang sama dengan orang yang ada di sekelilingnya. Ketidakaktifan mungkin merupakan faktor utama melesatnya kegemukan
            Kelebihan berat badan dapat menjadi masalah serius. Obesitas meningkatkan resiko anak mengalami masalah medis dan psikologis. Anak yang kelebihan berat badan dapat mengalami sakit pinggang, asma. Sebuah studi baru-baru ini juga menemukan bahwa anak yang mengalami obesitas dan kelebihan berat badan normal untuk menjadi korban dan pelaku bullyying. Anak yang menderita kegemukan seringkali menderita ejekan dari teman sebayanya, dan mungkin mengompensasikannya dengan menurutkan kata hati mereka dengan memakan yang enak-enak, membuat masalah fisik dan sosial mereka menjadi bertambah parah, beresiko terkena tekanan darah tinggi, sakit jantung dan diabetes.
            Orangtua harus menemukan cara yang konstruktif dan tidak menyalahkan untuk membantu menurunkan berat badan, dengan mendorong aktivitas fisik dan memberikan berbagai variasi makanan bergizi tinggi, berlemak rendah. Keyakinan akan rupa dirinya menjadi semakin penting menjelang  akhir masa kanak-kanak pertengahan, terutama bagi perempuan, dan mungkin berkembang menjadi gangguan makan yang menjadi semakin umum terdapat pada masa remaja.

c. Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Keterampilan motorik anak-anak tengah menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan ketika masih di masa kanak-kanak awal. Dalam keterampilan motorik kasar yang yang melibatkan aktivitas otot besar, anak laki-laki biasanya mengungguli anak perempuan
Bermain rough and tumble. Sekitar 10 persen permainan anak usia sekolah pada waktu istirahat adalah permainan rough and tumble, permainan bersemangat dengan berguling, menendang, begumul, bergulat dan terkadang kejar-kejaran sering kali diiringi dengan jeritan dan tawa. Permainan jenis ini memuncak pada masa kanak-kanak pertengahan, proposrsinya berkurang sampai 5 persen pada usia 11 tahun, kira-kira sama dengan kanak-kanak awal
Para antropolog berpendapat permainan rough and tumble berevolusi untuk memberikan keterampilan yang dapat digunakaan dalam berkelahi dan berburu. Saat ini pemainan tersebut memiliki fungsi seperti membantu anak untuk merebut dominasi dalam kelompok sebaya dengan mengukur kekuatannya sendiri dan kekuatan anak lain. Anak laki-laki terlibat lebih banyak dalam permainan ini dibandingkan anak perempuan yang disebabkan pada perbedaan hormonal dan sosialisasi.
Kesehatan fisik. Latihan fisik dan kekurangan latihan, berefek kepada fisik dan mental. Latihan tersebut meningkatkan kekuatan dan daya tahan, membantu membangun tulang dan otot yang sehat, membantu tulang dan otot yang sehat, membantu mengontrol berat, mengurangi kecemasan dan stress, dan meningkatkan kepercayaan diri. Gaya hidup duduk terus menerus yang terus berlanjut sempai usia dewasa bisa jadi pemicu kegemukan, yang meningkatkan resiko diabetes, jantung, dan kanker.



B.     Kesehatan dan keselamatan

Perkembangan vaksinasi untuk penyakit utama masa kanak-kanak telah membuat masa kanak-kanak pertengahan sebagai periode yang cukup aman, terutama di Negara-negara berkembang. Seiring dengan meningkatnya pengalaman anak terhadap penyakit, pemahaman mereka terhadap penyebab sakit dan kesehatan juga meningkat, demikian pula dengan cara orang melindungi kesehatan mereka.
 Dari perspektif piaget, pemahaman anak terhadap penyakit dan kesehatan berkaitan erat dengan perkembangan kognitif. Ketika perkembangan tersebut mencapai tingkat kematangan, penjelasan mereka tentang penyakit akan berbeda. Sebelum masa kanak-kanak pertengahan, anak-anak egosentris; mereka cenderung untuk percaya bahwa penyakit secara ajaib dihasilkan oleh tindakan manusia, sering kali tindakan mereka sendiri (“saya anak nakal, karena itu sekarang saya sakit”). Ketika anak-anak mendekati masa remaja, mereka melihat ada berbagai sebab penyakit, kontak dengan kuman tidak harus menjadi sakit, dan orang-orang dapat melakukan banyak hal untuk menjaga diri mereka tetap sehat.
a.  Masalah Medis
·      Kondisi medis akut merupakan dustu kondisi yang bersifat sporadic dan berjagka pendek, seperti infeksi, alergi, dan kutil yang merupakan hal yang umum. Enam atau tujuh kali menderita sakit demam, flu, stsu virus merupakan hal yang biasa pada usia ini karena kuman yang beterbangan di antara anak-anak disekolah dan pada saat bermain. Penyakit pernafasan atas, sakit tengggorokan, dan infeksi telinga berkurang sejalan dengan meningkatnya usia; akan tetapi jerawat, sakit kepala, dan gangguan emotional transitoris menigkat seiiring dengan mendekatnya masa pubertas.
·      Kondisi medis kronis adalah penyakit atau kerusakan yang berlangsung selama paling kurang tiga bulan. Anak dibawah usia 18 tahun memiliki kondisi medis kronis pada kondisi fisik, perkembangan, perilaku, dan/atau emosional yang memerlukan perawatan kesehatan khusus. Anak dengan kebutuhan kesehatan khusus cenderung sangat tabah. Sebagian besar tidak menunjukkan masalah kesehatan mental, prilaku,dan sekolah. Walaupun demikian, beberapa kondisi tertentu seperti masalah penglihatan dan pendengaran, asma, dan AIDS dapat berdampak besar dalam kehidupan sehari-hari.
Ø  Masalah penglihatan dan pendengaran
Pada usia 6 tahun, penglihatan biasanya menjadi lebih tajam; dank arena kedua mata berkoordinasi dengan baik; mereka dapat berfokus dengan baik. Hal ini menjadi penting sejak kehilangan pendengaran ringan saja dapat memengaruhi komunikasi, prilaku dan hubungan social.
Ø  Asma
Asma merupakan penyakit pernapasan kro is yang ditandai dengan awrangan tiba-tiba batuk, napas berbunyi, dan kesulitan dalam bernapas.penyebab dari ledakan asma masih belum diketahui, akan tetapi beberapa pakar menunjuk kepada semakin rapatnya rumah yang memiliki sirkulasi udara yang lebih sedikit serta keterbukaan yang lebih dini terhadap racun dan alergi lingkungan. Anak, khususnya laki-laki, miskin dan dari kelompok minoritas, paling beresiko mendapatkannya. Hal tersebut mungkin dikarenakan tidak adanya keleluasaan dalam akses kepada layanan kesehatan, sebagaimana yang didapat oleh anak berorangtua tunggal.
Ø  HIV dan AIDS
Anak yang terinfesi human immunodeficiency virus (HIV) memiliki resiko terkena AIDS. Mereka yang bersimpton AIDS dapat terkena disfungsi system saraf pusat yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar, akan tetapi terapi antiretroviral dapat meningkatkan fungsi tersebut. Kombinasi terapi termasuk protease inhibitor te;ah berhasil mengurangi kematian di kalangan anak dan remaja yang terinfeksi HIV.

b.       Luka akibat kecelakaan
Kecelakaan sering meningkat pada usia antara 5 dan 14 tahun, seiring dengan semakin terlibatnya anak dalam aktivitas fisik dan berkurangnya pengawasan. Sabagaimana dalam masa kanak-kanak awal, luka akibat kecelakaan merupakan factor utama kematian.



II.    PERKEMBANGAN KOGNITIF
A.     Piaget : Anak Operasional Konkret
Mengacu pada Piaget, pada usia 7 tahun seorang anak memasuki tahap operasional konkret ketika mereka dapat menggunakan operasi mental seperti penalaran untuk memecahkan masalah konkret. Anak dapat berfikir lebih logis karena pada saat ini mereka dapat mengambil aspek dari situasi tersebut kedalam pertimbangan. Walaupun demikin mereka masi dibatasi untuk berfikir tentang situasi yang sebenarnya  pada saat itu.
a.      KEMAJUAN KOGNITIF
Anak yang berada pada tahap operasional dapat melakukan banyak tugas dalam level tinggi dari pada yang dapat mereka lakukan pada tahap praoperasional. Mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsep spasial, kausalitas, kategorisasi, penalaran konduktif atau induktif dan konservasi.
·         Ruang dan kausalitas
Anak yang berada pada tahap operasi konkrit dapat memahami hubungan spasial dengan lebih baik, mereka memiliki ide yang lebih jernih tentang seberapa jauh satu tempat ketempat yang lain dan berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Pengalaman juga ikut berpengaruh pada perkembangan ini. Penilaian sebab akibat juga mengalami peningkatan pada masa kanak-kanak pertengahan. Ketika anak usia 5 tahun diminta untuk memprediksikan bagaimana kinerja pengungkit dan penyeimbang terhadap sejumlah barang dengan berbagai berat yang ditempatkan pada jarak yang berbeda dari pusat.  

·         Kategoris
Kemampuan mengkategorisasikan membantu anak untuk berfikir secara logis. Kategorisasi mencakup kemampuan rumit seperti pengurutan, transitive inference dan class inclusion. Anak menunjukkan pemahaman mereka tentang pengurutan (seration) ketika mereka dapat mengukur objek dalam rangkaian yang sesuai dengan satu atau beberapa dimensi seperti berat atau warna.
Transitive inference adalah kemapuan untuk mengenali hubungan antar dua ojek dengan mengetahui hubungan antara masing-masing objek tersebut dan objek ketiga. Contohnya adalah ketika seorang anak diperlihatkan tongkat yang berwarna merah, putih dan hitam, tongkat merah lebih panjang daripada tongkat putih dan tongkat putih lebih panjang dari pada tongkat hitam, maka tanpa membandingkan secara fisik anak tersebut mengetauin bahwa tongkat merah lebih panjang daripada tongkat hitam.
Class inclusion adalah kemampuan melihat hubungan antara sebuah kesatuan dan bagian-bagiannya. Contohnya ketika seorang anak yang praoprasional diperlihatkan sepuluh ikan bunga, 3 diantaranya buka anyelir dan 7 diantaranya bunga mawar. Kemudian ditanyai bunga manakah yang lebih banyak, maka anak tersebut menjawab bunga mawar anak tersebut membandingkan bunga anyelir dan mawar bukan dengan seluruh bunga yang terikat.
            Penalaran induktif dan deduktifMenurut Piaget seorang anak yang berada pada level operasi konkret menggunakan penalaran indukrif mulai dengan observasi terhadap beberapa anggota kelas manusia, binatang dan objek atau peristiwa kemudian menarik kesimpulan tentang kelas tersebut. Penalaran deduktif menutur Piaget muncul pada usia remaja dimulai dengan pernyataan umum tentang sebuah kelas dan mengaplikasikannya terhadap seluruh anggota kelas.
            Konservasi, dalam memecahkan berbagai masalah konservasi anak-anak yang berada dalam tahap operasi konkret dapat mencari jawaban dalam kepala mereka (mereka tidak perlu mengukur atau menimbang objek tersebut.
a.      PENALARAN MORAL
            Piaget berpendapat bahwa penalaran moral berkembang dalam tiga tahap. Anak bergerak secara gradual dari saru tahap ketahap lainnya, pada level usia yang beragam.Tahap pertama (kira-kira usia 2-7 merujuk pada tahap operasi konkret), ding otoritas dan ttdasarkan kepada kepatuhan terhadap otorites. Anak kecil berfikir secara kaku tentang konsep moral. Karena mereka egosentris mereka tidak dapat membayangkan lebih dari satu cara untuk melihat isu moral. Mereka percaya bahwa aturan berasal dari orang dewasa yang memeng otoritas dan tidak bias dicegah atau diubah.
Tahap kedua usia (7atau 8 atau 10 atau 11 tahun berkaitan dengan tahap operasi konkret) ditandai dengan meningkatnya fleksibilitas dan beberapa tingkat otonomi tergantung kepada rasa hormat dan kerja sama matual. Ketika anak berinteraksi dengan banyak orang dan bersentuhan dengan berbagai sudut pandang, mereka mulai membuat ide bahwa hanya ada standar tunggal dan absolut dari benar atau salah dan mulai mengembangkan perasaan akan keadilan yang didasarkan kepada keadilan atau perlakuan yang sama untuk semua. Karena mereka dapat mempertimbangkan lebih dari satu aspek dari sebuah situasi, mereka dapat membuat penilaian moral yang lebih subtil lagi.
                        Sekitar usia 11 dan 12, ketika anak mampu melakuka penalaran formal, tahap ketiga penalaran moral muncul. Ketika seorang anak ayang berada pada thap ini akan menyatakan bahwa anak usia 2 tahun yang menumpahkan tinta harus diperlakukan dengan tuntutan standar moral yang lebih longgar dibandingkan anak 10 tahun yang melakukan hal yang sama.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar