DEWI
SITEPU 131301097
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
BAB
II
TEKNIK
PENYUSUNAN KARANGAN ILMIAH
2.1 Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuanyang menyajikan
fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya
ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan,
peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu
dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya. Sebagai sarana penting dalam
pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan
dan teknologi, karangan ilmiah itu harus bersifat objektif, bukan subjektif
harus menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah baku bahasa Indonesia,
serta disusun secara sistematis, dan setiap bagian-bagiannya harus saling
mendukung atau koheren.
Karangan ilmiah yang baik dapat memberikan informasi
mengenai bermacam-macam ilmu pengetahuan. Dalam penyampaian informasi tersebut
digunakan bahasa yang mudah dipahami oleh para pembaca. Melalui karangan ilmiah
itu para penuntut ilmu memperoleh informasi sesuai dengan bidang keahlian yang
ditekuninya. Dengan banyak membaca karangan ilmiah, di samping dapat menambah
wawasan dengan sendirinya puladapat menarik minat pembaca untuk menuangkan apa
yang diperoleh atau dibacanya melalui tulisan, seperti artikel, makalah, buku,
dan sebagainya.
2.2 Jenis-jenis
Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah itu
menyajikan suatu fakta atau bidang ilmu yang bersifat objektif dan dapat
dibuktikan atau diuji kebenarannya. Ditinjau dari hasil, tingkat atau isi
karangan itu, ada beberapa karangan ilmiah seperti artikel, jurnal, makalah,
laporan penelitian, skripsi, tesis, buku-buku pelajaran dan sebagainya.
Disampingkarangan
ilmiah, ada beberapa karangan yang bersifat fiksi atau non ilmiah seperti
pantun, prosa, puisi, cerpen, roman, novel dan sebagainya. Karangan ini
memiliki suatu kebebasan , baik metode pengungkapannya, maupun bahasa yang
digunakan (nonbaku), lebih menitik beratkan pada nilai estetis atau keindahan
bahasa sehingga menarik untuk dibaca dan tidak membosankan. Karangan fiksi
tidak dibahas dalam makalah ini, cukup hanya menyinggung perbedaan antara
karangan ilmiah dan karangan fiksi saja. Barikut ini beberapa jenis karangan
ilmiah dan pengertiannnya:
Tulisan resmi yang mengkaji
suatu sub-bahasan / permasalahan oleh orang yang ahli pada bidangnya (sesuai
dengan permasalahan yang dibahas) yang hasilnya akan dipublikasikan dan
disampaikan secara tuntas mengenai pembahasan tersebut di muka umum, dan hasil
dari pembahasan tersebut akan dipertanggung jawabkan oleh penulis.
2.
Skripsi
Karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh
mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Skripsi
wajib dikerjakan oleh mahasiswa dengan tujuanya
agar mahasiswa tersebut dapat memahami dan mempraktekkan suatu
penelitian yang telah dipelajari selama dibangku perkuliahan, mengerjakan
skripsi membutuhkan bantuan dari dosen pembimbing, tugas dari dosen pembimbing
tersebut untuk memberi arahan dan petunjuk kepada mahasiswa dalam pengerjaan
skripsinya serta menjadi konsultan dari mahasiswa tersebut agar mahasiswa dapat
menghasilkan suatu skripsi yang sesuai dengan cara yang telah dibakukan dan
sesuai dengan teori yang ada.
3.
Tesis
Pernyataan atau teori yang
didukung oleh argumen - argumen untuk dikemukakan, khususnya berupa karangan
untuk mendapatkan suatu gelar kesarjanaan pada suatu universitas. Tesis
merupakan hasil dari studi yang
sistematis atas masalah, tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan
pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi.
4.
Disertasi
Karangan ilmiah yang ditulis
untuk memperoleh gelar doktor. Di
dalam disertasi dituntut untuk memberikan sumbangsihnya terhadap ilmu
pengetahuan.
5.
Laporan Penelitian
Suatu karya ilmiah yang
ditulis setelah penulis melakukan suatu penelitian yang didalamnya telah
melakukan suatu eksperimen ataupun pengamatan terhadap suatu masalah / bahasan
dengan melakukan tes dan pengukuran. Laporan penelitian merupakan suatu
rangkuman dari hasil selama meneliti suatu permasalahan, laporan penelitian
harus ditulis secara jujur sesuai dengan apa yang telah dilakukan pada
penelitiannya baik hasil maupun pengaruh yang telah ditemukan dalam
penelitiannya. Orang yang menulis suatu laporan penelitian harus mempunyai
kemampuan dalam menulis laporan, karena harus sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan.
6.
Laporan Khusus
Suatu tulisan yang
dikerjakan setelah melihat suatu kejadian permasalahan, tujuan dari ditulisnya
laporan kasus adalah untuk menceritakan secara lengkap dan jelas mengenai apa
yang telah dilihat dari suatu masalah. Didalam laporan kasus penulis tidak
perlu memberikan laporan mengenai cara-cara dalam menyelesaikan suatu
permasalahan tersebut, namun hanya menyampaikan secara detail apa yang telah
dilihat saja.
7.
Laporan Tinjauan
Suatu tulisan yang
dikerkajan untuk disampaikan kepada lembaga atau umum berdasarkan hasil
pengamatan terhadap hal yang telah diteliti, laporan tinjauan berbeda dengan
laporan penelitian karena dalam melakukan suatu penelitian tidak melakukan tes
dan pengukuran secara langsung terhadap hal yang telah diteliti tersebut, akan
tetapi hanya melakukan pengamatan terhadap suatu hal yang telah diteliti
tersebut.
8.
Monograf
Tulisan (karangan, uraian)
mengenai satu bagian dari suatu ilmu atau mengenai suatu masalah tertentu.
Monograf ditulis dengan tujuan untuk memberikan keterangan kepada pembaca, agar
pembaca dapat mengerti mengenai apa yang telah ditulis oleh penulis. Isi dari
monograf harus saling berkaitan dari satu bab ke bab yang lain, monograf
merupakan suatu karya ilmiah dan sasarannyapun ditujukan kepada orang-orang
yang mempunyai pemikiran yang berdasarkan keilmuan.
9.
Kabilitasi
Tulisan dibuat dengan tujuan
memberikan informasi kepada publik, yang dilakukan pada acara tertentu.
Biasanya kabilitasi terbit setiap Minggu sekali atau satu bulan sekali dalam
suatu pertemuan rutin.
2.3 Tujuan dan Manfaat Karangan Ilmiah
Setiap
karanagan itu memiliki Tujuan dan manfaat yang besar bagi penulisnya maupun
pembacanya. Karangan ilmiah merupakan suatu karya yang amat penting untuk
meningkatkan sumber daya manusia, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan
dari karangan ilmiah antara lain:
·
Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil
penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
·
Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak
hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil
(produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama
setelah penyelesaian studinya.
·
Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana
transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang
yang berminat membacanya.
·
Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah
yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
·
Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Adapun manfaat yang besar yang diperoleh dari
karangan ilmiah antara lain:
·
Penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang
efektif sebelum menulis karangan ilmiah
·
Penulis terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku
sumber, mengambil sarinya dan mengembangkannya ke tingkat pemikikran yang lebih
bernas.
·
Penulis akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti
mencari bahan bacaan dalam catalog pengarang atau catalog judul buku.
·
Penulis bisa meningkatkan keterampilan mengorganisasikan dan
menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.
·
Penulis memperolwh kepuasan intelektual.
·
Penulis turut memperluas cakrawala berpikir dan ilmu pengetahuan
masyarakat.
2.4 Sikap Ilmiah
Sikap
ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang penulis, untuk dapat
melalui proses penulisan karngan ilmiah yang baik dan hasil yang baik pula.
Sikap-sikap
ilmiah meliputi:
a. Obyektif
terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak
dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang.
b. Tidak
tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung
kesimpulan itu.
Contoh:
Ketika seorang penulis menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai
paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua
burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung
kesimpulan tersebut.
c. Berhati
terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain,
walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara
itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan
tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
d. Tidak
mencampur adukkan fakta dengan pendapat.
Contoh:
Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B
umur
lima
hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A
terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
e. Bersikap
hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara
kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu
bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak
cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh
kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
f. Sikap
ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi
seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu
merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.apabila menghadapi suatu
masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan
pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera
sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan
kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
g.
Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya
orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh
orang atau bangsa lain.
h.
Sikap tekun, Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen
yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan
apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha
bekerja dengan teliti.
2.5
Waktu Penyusunan Karangan Ilmiah
Waktu yang dibutuhkan dalam
penyusunan suatu karangan ilmiah berbeda-beda, tergantung pada luas atau
sempitnya masalah yang dikaji. Waktu yang diperlukan untuk penyusunan makalah,
tentu lebih singkat daripada penyusunan kertas kerja atau laporan penelitian,
skripsi, testis, dan disertai yang justru membutuhkan waktu yang jauh lebih
lama daripada karangan ilmiah lainnya.
Pengalokasian waktu itu dibutuhkan
supaya kita dapat bekerja secara sistematis sesuai dengan procedural dan
selesai tepat waktu pada waktu yang ditetapkan. Dengan demikian, fakta dan data
yang diperoleh di lapangan library study atau field study itu lebih bervariasi,
yang kemudian diolah secara objektif empiris. Hambatan-hambatan yang ditemukan
selama pengumpulan data dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang
sedang diteliti membutuhkan waktu pengorganisasian data dan fakta tersebut.
Agar lebih jelas dan terpadu,kita harus membuat mata jadwal kegiatan yang mesti
kita patuhi.
2.6
Jadwal Kegiatan
Penyusunan jadwal kegiatan merupakan
rencana kerja yang berisikan tahap-tahap yang harus ditempuh dalam penyusuna
karangan ilmiah. Penyusunan jadwal kegiatan ini harus disesuaikan dengan jenis
karangan ilmiah yang akan disusun tersebut. Supaya karangan itu selesai pada
waktunya jadwal yang telah dibuat atau diperkirakan harus dipatuhi.
2.7
Langkah-langkah Penyusunan Karangan Ilmiah
I. PERSIAPAN PENULISAN KARYA
ILMIAH
Pada dasarnya, hal terpenting
yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan
ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik
adalah :
1. Pemilihan Topik/ Masalah untuk
Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik
untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata
cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah
tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik.
Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
a.
Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan
tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang
terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan
diantaranya;
1) Usahakan
merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
2) Ajukan
pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan yang kita
buat;
3) Jika kita dapat
menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan
tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.
b. Menentukan
Topik
Langkah pertama yang harus
dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji
dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
c. Menelusuri
Topik
Bila topik telah ditentukan,
kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat
sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik;
1) Fokuskan
topik agar mudah dikelola;
2) Ajukan
pertanyaan
2.
Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya
ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh
pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang
akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita
menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.
3.
Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan
jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.
II. PENGUMPULAN INFORMASI UNTUK PENULISAN KARYA ILMIAH
A.
MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER DATA, INFORMASI, DAN BAHAN UNTUK
TULISAN
Perpustakaan pada umumnya
menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai
bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual. Hal pertama yang harus kita lakukan pada saat memasuki
perpustakaan adalah memahami di mana letak sumber informasi yang dibutuhkan
berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju adalah bagian referensi. Bagian
referensi ini biasannya berisi koleksi tentang encyclopedia, indeks,
bibliografi, atlas dan kamus.
1. Mencari
Buku dengan Online Catalog dan Card
Catalog
Pencarian buku dengan cara
Online Catalog biasanya menggunakan terminalkomputer. Kita dapat mencari buku
dengan judul dan nama penulis yang jelas atau minta kepada komputer untuk
mencarikan file-file yang berkaitan dengan topik yang sedang kita tulis.
Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card
Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku
koleksi perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog
yang berisi data tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik
tertentu.
2. Memeriksa
Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Setelah bahan pustaka terkumpul
kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah sesuai atau tidak dengan topik
yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut adalah;
a. Atur waktu
membaca
b. Bacalah
secara selektif
c. Bacalah
secara bertanggung jawab
d. Bacalah
secara kritis
3. Membuat
Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
Salah satu cara terbaik dan
paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu mengacu pada kartu
indeks yang telah kita buat.
4. Membuat
Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
Disamping membuat catatan, kita
pun dapat membuat ringkasan atau paraphrasing dari sumber bacaan yang
kita dapatkan di dalam menunjang keberhasilan proyek tulisan kita.
5. Membuat
Kutipan
Kita harus mengutip dengan
persis dan apa adanya pernyataan dari sumber bacaan yang kita gunakan jika
pernyataan tersebut merupakan pandangan mendasar dari penulis dan jika kita
ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan arti sesungguhnya.
B. MELAKUKAN
WAWANCARA UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI UNTUK TULISAN
Ada empat hal yang harus
diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek
penulisan karya ilmiah, yaitu;
1. Menentukan
orang yang tepat untuk diwawancarai
2.
Mempersiapkan pedoman wawancara
3.
Melaksanakan wawancara
4. Mengolah
hasil wawancara
III. TAHAP PROSES PENULISAN
Tahap Penulisan merupakan
perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan
setelah penulisan selesai.
§
Tahap Pra Penulisan
1. Pemilihan dan
pembatasan topik
2. Merumuskan tujuan
3. Mempertimbangkan
bentuk karangan
4. Mempertimbangkan
pembaca
5. Mengumpulkan data
pendukung
6. Merumuskan judul
7. Merumuskan tesis
8. Penyusunan ide dalam
bentuk karangan atau outline
§
Pemilihan Topik
1. Apa yang akan kita tulis?
2. Topik dapat diperoleh
dari berbagai sumber.
3. Empat syarat:
keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan.
4. Agar lebih fokus, topik
perlu dibatasi.
§
Tahap Penulisan Draf
1. Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan
kasar.
2. Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
3. Pada tahap ini, konsentrasikan
perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek mekanik.
§
Tahap Revisi
-
Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan,
penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
-
Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau
berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi
dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
§
Tahap Penyuntingan
-
Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.
-
Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
-
Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca,
istilah, kosakata,
format karangan.
§
Tahap Publikasi
-
Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
-
Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
IV. TAHAP EVALUASI
Tahap terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa yang dituliskan
sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan
disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu
dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin
juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih
kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Ada lima kriteria yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi setiap
bagian dari menulis sebagai berikut :
Ã’ Fokus.
Apa yang Anda menulis tentang? Apa klaim atau tesis Anda membela?
Kriteria ini adalah yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan, dan koherensi
dari sepotong tulisan. Apakah topik Anda sesuai untuk tugas? Apakah Anda tetap
pada topik itu atau terlena pada garis singgung tidak membantu? Apakah Anda
berfokus terlalu teliti atau terlalu banyak? Misalnya, esai tentang Perang
Saudara Amerika pada umumnya mungkin terlalu luas untuk esai perguruan tinggi
yang paling. Anda mungkin akan lebih baik menulis tentang pertempuran tertentu,
umum, atau kejadian.
Ã’ Pembangunan.
Pembangunan berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah Anda
menyediakan cukup bahan pendukung untuk memenuhi harapan pembaca Anda? Sebuah
laporan penelitian yang tepat, misalnya, biasanya mencakup banyak referensi dan
kutipan untuk banyak karya lain yang relevan beasiswa. Sebuah deskripsi lukisan
mungkin akan mencakup rincian tentang, komposisi penampilan, dan bahkan mungkin
informasi biografis tentang seniman yang melukisnya. Memutuskan apa rincian
untuk menyertakan tergantung pada penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel
tentang kanker ditujukan untuk anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu
ditulis untuk warga senior.
Ã’ Organisasi
Organisasi, sering disebut “pengaturan,” menyangkut ketertiban dan
tata letak kertas. Secara tradisional, kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan
pengenalan, dan. Paragraf terfokus pada gagasan utama tunggal atau topik
(kesatuan), dan transisi di antara kalimat dan paragraf yang halus dan logis.
Sebuah rambles kertas kurang terorganisir, melayang di antara topik yang tidak
berhubungan dengan cara serampangan dan membingungkan.
Ã’ Gaya
Gaya secara tradisional berkaitan dengan kejelasan, keanggunan
presisi, dan. Sebuah stylist yang efektif tidak hanya mampu menulis dengan
jelas untuk penonton, tetapi juga bisa menyenangkan mereka dengan bahasa
menggugah, metafora, irama, atau kiasan. Penata Efektif bersusah payah tidak
hanya untuk membuat titik, namun untuk membuatnya dengan baik.
Ã’ Konvensi
Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format,
dan isu-isu lain yang ditentukan oleh konvensi atau aturan. Meskipun banyak
siswa berjuang dengan konvensi, pengetahuan tentang di mana untuk menempatkan
koma dalam sebuah kalimat biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang berharga
untuk menulis di tempat pertama. Namun demikian, kesalahan yang berlebihan
dapat membuat bahkan seorang penulis brilian tampak ceroboh atau bodoh,
kualitas yang jarang akan terkesan pembaca seseorang.
2.8
Tata Tertib Karangan Ilmiah
Tata tertib karangan ilmiah adalah
aturan, prosedur, dan system yang digunakan dalam menulis atau membuat suatu
karangan yang meliputi dua hal yaitu bentuk karangan ilmiah dan sistematika
karangan ilmiah itu sendiri.
2.8.1
Sistem Pengaturan
1) Bahan dan Teknik Pengetikan
1. Kertas
a.
Kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah adalah kertas HVS 80 gram
berukuran
A4 (21,0 cm x 29,7 cm)
b.
Sampul (kulit luar) berupa soft cover dari bahan buffalo atau linen pada saat
ujian
karya ilmiah dan hard cover setelah ujian (revisi) dan dinyatakan lulus
dengan
warna magenta.
c.
Pembatas antara bab yang satu dengan bab lainnya diberikan pembatas
kertas
doorslag warna magenta berlogo Universitas Negeri.
Jumlah
halaman karangan ilmiah itu berbeda-beda sesuai jenisnya. Makalah dan proposal
jumlah halamannya berkisar 10-15 halaman termasuk daftar isi, dan daftar
pustaka sedangkan skripsi tidak kurang dari 50 halaman, boleh saja skripsi itu
70-100 halaman.
2.
Jenis Huruf
a.
Naskah karya akhir menggunakan jenis huruf yang sama, dari awal sampai
akhir,
yaitu Times New Roman, ukuran font 12, kecuali judul bab digunakan
ukuran
font 14 dan footnote dengan ukuran font 9.
b.
Huruf tebal digunakan untuk judul bab, sub bab, tabel, gambar dan lampiran
c.
Huruf miring dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya istilah/kata
dalam
bahasa asing, atau kata yang ingin ditekankan.
3.
Margin
Batas
pengetikan dari tepi kertas untuk naskah karya ilmiah adalah sebagai berikut
Tepi
atas 4 cm, Tepi bawah 3 cm, Tepi kiri 4
cm, dan Tepi kanan 3 cm
2) Menulis Kutipan
Kutipan dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung adalah
peneliti mengambil kutipan sesuai dengan sumber
aslinya. Kutipan yang tidak lebih
dari tiga baris diketik dua spasi dengan cara
memberikan tanda petik diantara teks
yang dikutip dan diberi nomor kutipan. kutipan
yang menggunakan istilah atau bahasa
asing dicetak miring dan diberi nomor kutipan
Ini dapat dilihat pada contoh
berikut :
Menurut Hawkins, Best dan Cooney
mengemukakan pengertian sikap bahwa : “Attitude
is an enduring organizational,
emotional, perceptual an cognitive process with respect to
some aspect environmental (Sikap
adalah suatu organisasi yang bertahan lama dari
motivasi, emosi, persepsi, dan
proses kognitif dengan menghargai beberapa aspek
lingkungan)’.
Sedangkan kutipan tidak langsung
adalah peneliti menggambarkan suatu teori
berdasarkan sumber kutipan.
3) Catatan Kaki
Pencantuman catatan kaki diperlukan
dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui sumber referensi
yang menjadi kajian peneliti. Adapun usur pokok
dalam catatan kaki adalah nama
penulis, judul tulisan, data publikasi (kota tempat terbit,
nama penerbit, dan tahun
penerbitan), serta nomor halaman. Semua sumber kutipan
yang baru muncul pertama kali harus
ditulis secara lengkap, sedangkan untuk
pemunculan berikutnya digunakan
singkatan ibid, op. cit, atau loc. cit. Dalam menulis
catatan kaki, baris pertama harus ke
dalam sebanyak 7 (tujuh) ketukan.
Ibid adalah singkatan dari ibidem,
digunakan apabila sumber kutipan pertama diikuti
dengan kutipan berikutnya dimana
sumbernya sama, tanpa diselingi dengan sumber
kutipan lain.
Loc. cit. adalah singkatan dari loco
citato, artinya yaitu tempat yang pernah dikutip.
Kutipan berasal dari sumber yang
sama dengan sumber yang pernah dikutip
(halamannya sama), tetapi telah
diselingi dengan sumber kutipan lain.
Op. cit. adalah singkatan dari opere
citato, artinya karya yang telah dikutip (dikutip
terlebih dahulu). Kutipan berasal
dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah
dikutip (halamannya berbeda), tetapi
telah diselingi dengan sumber kutipan lain.
2.8.2
Sistematika Karangan Ilmiah
Sistematika Karya Ilmiah
adalah cara penysunan dan penulisan suatu Karya Ilmiah dengan baik
dan benar atau bisa disebut juga dengan penulisan dan penyususunan yang sesuai
dengan aturan. Cara
penulisan makalah sama seperti cara penyusunan tulisan lainnya yaitu:
A. Bagian
Awal
Pada bagian awal makalah terdiri dari beberapa unsur sebagai
berikut :
a) Lembar
judul/ Sampul
Di bagian ini dituliskan
judul makalah, maksud makalah, nama penyusun, nama fakultas dan perguruan
tinggi, seta tahun ajaran.
b) Kata
pengantar
Kata Pengantar adalah kata-kata
penulis yang berisi ucapan syukur dan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membatu dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
c) Daftar isi
Bagian ini berisi gambaran
garis besar beserta poin-poin penting dari isi makalah yang disusun, dengan
demikan pembaca akan lebih mudah memahami isi dari makalah yang disusun.
d) Daftar
lampiran (jika ada)
Berisi informasi tambahan
dari makalah yang kita susun, lampiran ini tidak harus
mutlak ada dalam suatu makalah, hanya di tampilkan jika memang harus
ada data yang ditampilkan. Bentuk lampiran yang bisa di tampilkan bisa berupa
tabel data ataupun sebuah gambar yang menambah keterangan
tertentu pdasebuah makalah.
B. Bagian Isi
a) Pendahuluan
Pada bagian ini dikemukakan latar
belakang (mengapa topik tersebut perlu ditulis), rumusan masalah, tujuan dan
manfaat tulisan anda bagi pembaca. Pada bagian ini di tonjolkan bagian kajian
teoritis mengenai beberapa masalah yang melatarbelakangi terjadinya penyusunan
makalah tersebut. Namun paparan yang ditampikan tidak bersifat pribadi. Paparan
teori tersebut harus berdasar teori yang sudah ada atau sudah diketahui oleh
kalangan umum, dan diharapkan apa yang di paparkan akan membawa dan mengatarkan
pembaca pada topik yang akan di bahas.
b) Pembahasan
/ Analisis
Bahasan dan analisis adalah murni
bahasa dari Anda. Segala bentuk sumber / referensi wajib dicantumkan pada dua
bagian makalah, yaitu: bagian yang dikutip di bab Pembahasan, dan bab Daftar
Referensi
C. Bagian
Penutup
Bagian ini biasanya berupa saran dan
kesimpulan. Dan penulisannya berdasar pada Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
a) Simpulan
dan Saran
Bagian ini mencakup simpulan, serta saran, dan mengungkapkan
secara jelas kepada siapa saran tersebut ditujukan.
b) Daftar
Referensi
Bagian ini memuat sumber referensi
untuk penulisan makalah, baik dari buku, majalah, artikel ilmiah,
dan website
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Karangan
ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga
berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian
dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika
penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya/ keilmiahannya.
Karangan
ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif).
Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
Karangan ilmiah bersifat metodis dan
sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara
tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
Dalam
pembahasannya, karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
Ada
banyak jenis dari karangan ilmiah, dan jenis yang biasanya digunakan dikalangan
mahasiswa adalah makalah dan skripsi. Dalam penulisan karangan ilmiah kita juga
perlu memiliki sikap ilmiah yang baik dan benar juga menguasai teknik-teknik
penulisan karangan serta mengetahui sistematika pembuatan karangan ilmiah,
karna sebagai mahasiswa kita dituntut untuk membuat skripsi sebagai tugas akhir
kita.
3.2 Saran
Dalam
pembuatan karangan ilmiah yang nantinya kita lakukan sebaiknya kita sebagai
mahasiswa mengetahui dan menerapkan teknik penyusunan karangan ilmiah, supaya
karanga ilmiah yang nantinya kita buat dapat diterima dan dapat menjadi hasil
karangan ilmiah yang baik dan berguna bagi banyak orang, selain itu supaya kita
tentunya lebih dapat menghargai hasil karya ilmiah seseorang dan mengetahui
apa-apa saja yang menjadi teknik penyusunan karangan ilmiah tersebut.